Menikmati kopi umumnya dilakukan sebagian
besar masyarakat di cafe maupun kedai penjual kopi. Namun, tahukah Anda, di
tangan seorang pria asal Desa Banua Rantau, Kecamatan Banua Lawas, penjualan
kopi dilakukan dengan berkeliling kampung. Lantas seperti apa? Berikut
liputannya untuk Anda.
Noorhan, atau yang memiliki nama panggung
Hans, memiliki gaya unik tersendiri dalam menjual minuman kopi.
Berbekal satu buah kendaraan matic dan alat
pengolah minuman kopi, Hans menjajakan kopi ala coffee shop dengan berkeliling
di sekitar Kecamatan Kelua dan Banua Lawas.
Hans mengaku, berjualan kopi dengan cara
ini terinspirasi dari sebuah film yang berjudul Filosofi Kopi.
Dirinya sudah mulai merintis usaha
penjualan kopi ini sejak 2016 silam. Namun, usaha yang dirintisnya tersebut
harus mengalami nasib buruk.
Kedai yang ia miliki ludes dilalap si jago
merah setahun setelah dirinya mendirikan usaha tersebut.
Sempat lama vakum, Hans mencoba kembali
membangun usaha perkopian yang ia miliki dengan menjajakan kopi berkeliling kampung,
yang mulai ia rintis kembali sejak enam bulan lalu.
Hans memberi nama brand yang ia miliki
yaitu CS.ONE atau Coffesaka One (Coffee Sekawan).
"Ini nama usahanya CS.ONE, kalau
dipanjangin Coffesaka.One. (Terpikir usaha ini karena apa, Pak?) Dulu nonton
film sih, terinspirasi dari itu. Dulu kan tinggal di Kaltim, terus ada kaya car
free day, terus ada yang jualan kopi biji, nah dari situ saya mulai, beli alat
satu-satu. Teman-teman yang ada di sana itu bantu dari bahan, saya belajar
otodidak. Habis itu saya punya kedai di sini karena belum ada kedai kopi dulu,
habis itu setahun berjalan insiden kebakaran. (Jadi yang motoran ini sejak
kapan?) Ini sekitar enam bulanan sudah, aktifnya tiga bulan karena kemarin
ditinggal sebentar," ujar Noorhan (Hans), pemilik Kedai Kopi Keliling.
Kopi yang ia jajakan pun terbilang cukup
terjangkau, dibanderol mulai harga 10 ribu hingga 25 ribu rupiah.
Bahkan, untuk biji kopinya pun tidak
sembarangan. Dirinya menjual kopi dengan biji kopi kualitas premium seperti
yang dijual di cafe-cafe pada umumnya.
"Harga kita dari 10 ribu sampai 25.
Kalau kopi susu biasa 10 ribu, kalau pakai liquid 15 ribu, terus yang arabika
di filter kita 25. (Yang beli dari kalangan mana saja?) Kalau kalangan ini
banyak ya, kalau yang suka ngopi biasanya mampir," ujar Noorhan (Hans),
pemilik Kedai Kopi Keliling.
Jika Anda tertarik ingin mencoba kopi ini,
Anda dapat langsung datang ke Lapangan 17 Mei, Banua Lawas. Jika tidak ada
kegiatan di lain tempat, Hans mengaku bisa mangkal rutin setiap hari bahkan sampai
malam.
(Muhammad Ariadi, TV Tabalong)